Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menciptakan aplikasi Radar Sistem Inovasi Daerah (R-SIDa) Berbasis website untuk mendukung pengembangan inovasi ekonomi lokal atau daerah di Indonesia.
“Dengan sebuah sistem inovasi daerah, diharapkan inovasi di daerah dapat berjalan secara berkelanjutan dan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi lokal,” kata Koordinator Fungsi Manajemen Proyek Pusat Layanan Teknologi (Pusyantek) BRIN Mohamad Taufiek dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Mohamad menuturkan manfaat pengukuran dengan R-SIDa adalah evaluasi program inovatif daerah dan perbaikan program sesuai hasil evaluasi.
Radar Sistem Inovasi Daerah merupakan alat pengukuran kapasitas inovatif daerah dengan menilai keterpenuhan komponen sistem inovasi dalam program inovatif daerah dan hasil pengukuran divisualisasikan dalam bentuk grafik radar.
Melalui R-SIDa, pemerintah daerah diharapkan memperoleh kemudahan dalam mengukur pengembangan sistem inovasi daerah sebagai salah satu dasar perumusan kebijakan atau baiknya diatur oleh daerah sendiri sebagai bentuk otonomi daerah yang mandiri. Aplikasi tersebut dapat diakses melalui laman http://radarinovasidaerah.id.
Bagi badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda), badan penelitian dan pengembangan daerah (balitbangda) atau badan riset dan inovasi daerah (brida) kota/kabupaten yang ingin melakukan pengukuran program inovatif daerah dapat mengisi kuesioner melalui aplikasi R-SIDa setelah mendapatkan username dan password yang diberikan oleh administrator.
Pada 2022, tim membuat aplikasi R-SIDa berbasis website dengan mengukur tiga mitra daerah kegiatan yaitu, Bappeda Kota Pekalongan, Balitbangda Kabupaten Pelalawan, dan Bappeda Kabupaten Pemalang.
Sementara Kepala Bappeda Kota Pekalongan Cayekti Widigdo mengatakan saat ini Kota Pekalongan terus melanjutkan upaya-upaya untuk membangun sistem inovasi daerah secara terus menerus dan merambah ke banyak sektor.
Menurut dia, aplikasi R-SIDa membantu dalam menilai sejauh mana implementasi sistem inovasi daerah di Kota Pekalongan, antara lain dari sisi regulasi, kelembagaan, pelaku inovasi, dan pemerintahan.
Cayekti berharap Pekalongan dapat menjadi model untuk kota-kota lain dalam mengimplementasikan sistem inovasi daerah.
“Kita mendapatkan sesuatu yang menjadi barometer keberhasilan dari implementasi sistem inovasi daerah di Kota Pekalongan. Kami berharap dapat terus difasilitasi dalam penilaian inovasi daerah dan mendapatkan masukan yang lebih real sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan,” ujarnya.