Memasuki minggu kedua Bulan September Indeks Perkembangan Harga (IPH) cenderung mengalami penurunan. Komoditas pemicu penurunan IPH terbesar antara lain Bawang Merah, Bawang Putih, Cabai Rawit, dan Daging Ayam Ras. Selain memang karena kecenderungan terjadinya deflasi pada bulan September pada setiap tahunnya, penurunan IPH ini juga menunjukkan bahwa langkah intervensi pemerintah untuk menjaga kestabilan harga cukup efektif.
Meskipun demikian pemerintah masih harus mewaspadai kenaikan harga beras yang sampai minggu ini terpantau masih menunjukkan kenaikan. Pada Agustus 2023 beras merupakan komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar dan jika harga beras terus naik dikhawatirkan dapat memicu terjadinya peningkatan inflasi pada bulan September.
Kementerian Pertanian memprediksi akan ada potensi defisit produksi beras dalam beberapa bulan ke depan hingga awal tahun. Hal ini karena secara musiman memang defisit produksi beras selalu terjadi pada periode Agustus hingga akhir tahun.
Mulai Agustus 2023 diprediksi El Nino menjadi dominan. Upaya antisipasi dan adaptasi dampak El Nino di sektor pertanian yang akan dilakukan antara lain identifikasi lokasi terdampak kekeringan, percepatan tanam untuk mengajar sisa hujan, peningkatan ketersediaan Alsitan untuk percepatan tanam, peningkatan ketersediaan air dengan memperbaiki embung, parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan tersier, serta pompanisasi, penyediaan benih tahan kekeringan, program 1000 Ha per Kabupaten, Gerakan Nasional El Nino pertambahan pertanaman 500.000 Ha di 10 Provinsi dan 100 Kabupaten, dukungan pembiayaan KUR dan Asuransi Pertanian, pengembangan pupuk Organik terpusat dan mandiri serta penyiapan Lumbung Pangan sampai Tingkat Desa. Sinergi anatara Pemerintah Pusat dan Daerah amat diperlukan dalam rangka untuk mensukseskan upaya penanganan dampak El Nino tersebut.