Ngawi, 18 Desember 2023 – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Ngawi sukses melaksanakan paparan akhir perhitungan Indeks Pembangunan Inklusif (IPI) dalam kerjasama dengan Program Studi Pengembangan Sumberdaya dan Pemberdayaan Masyarakat (PSPPR) Universitas Gadjah Mada (UGM). Acara yang digelar pada Senin, 18 Desember 2023, dipimpin oleh Kabid Litbang BAPPEDA Ngawi dan melibatkan perangkat daerah terkait.
Paparan akhir ini merupakan hasil kolaborasi yang erat antara BAPPEDA Ngawi dan PSPPR UGM dalam rangka mengukur dan menganalisis tingkat inklusivitas pembangunan di Kabupaten Ngawi. Perangkat daerah terkait, termasuk para kepala dinas dan instansi terkait, turut serta dalam acara tersebut untuk memberikan masukan dan mendiskusikan temuan-temuan yang dihasilkan.
Kabid Litbang BAPPEDA Ngawi, [Nama Kabid], membuka acara dengan menyampaikan apresiasi terhadap kerjasama yang telah terjalin antara BAPPEDA, PSPPR UGM, dan perangkat daerah. Beliau menyatakan, “Paparan akhir ini menjadi langkah awal untuk memahami dan menginterpretasi hasil perhitungan IPI yang telah dilakukan. Kolaborasi ini membuka peluang untuk mengidentifikasi kebijakan pembangunan yang lebih inklusif di masa depan.”
Selama acara, tim peneliti dari PSPPR UGM menyajikan temuan-temuan utama dari perhitungan IPI yang mencakup berbagai aspek pembangunan, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan. Diskusi yang interaktif melibatkan perangkat daerah membuka ruang untuk pertukaran gagasan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai tantangan dan potensi pembangunan di Kabupaten Ngawi.
Para peserta juga memberikan masukan dan saran konstruktif untuk memperbaiki dan memperkaya perhitungan IPI, sehingga hasilnya dapat menjadi dasar yang kuat bagi perumusan kebijakan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.
Acara ini mencerminkan komitmen BAPPEDA Ngawi untuk terus meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dan melibatkan perangkat daerah diharapkan dapat menjadi model yang dapat diadopsi oleh daerah-daerah lain dalam mengukur dan meningkatkan indeks pembangunan inklusif mereka.