Selasa, 5 Juni 2024 – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Ngawi mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) rutin pengendalian inflasi daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Rakor ini membahas perkembangan harga dan ketersediaan komoditas pangan strategis, serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengendalikan inflasi di daerah.
Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) untuk periode minggu ke-5 Mei dibandingkan dengan minggu ke-4 Mei, berikut adalah perkembangan yang dilaporkan:
- Perkembangan Minyak Goreng Curah:
- Sebanyak 1.409 kabupaten/kota melaporkan perkembangan harga minyak goreng curah.
- Dari jumlah tersebut, 357 daerah melaporkan harga minyak goreng curah stabil atau mengalami penurunan.
- Namun, 48 daerah melaporkan kenaikan harga minyak goreng curah hingga 5%.
- Komoditas Penyumbang Inflasi Mei 2024:
- Komoditas cabai merah dan bawang merah menjadi penyumbang inflasi di tengah kondisi deflasi yang terjadi di beberapa daerah.
- Andil Cabai Merah:
- Andil cabai merah terhadap inflasi sebesar 0,05%.
- Inflasi cabai merah mencapai 11,49% pada Mei 2024.
- Cabai merah mengalami inflasi pada Mei 2024, berlawanan dengan kondisi tahun 2022 dan 2023 di mana terjadi deflasi pada bulan Mei.
- Andil Bawang Merah:
- Andil bawang merah terhadap inflasi juga sebesar 0,05%.
- Inflasi bawang merah mencapai 8,15% pada Mei 2024.
- Bawang merah telah mengalami inflasi dalam tiga bulan terakhir. Meskipun inflasi bawang merah pada Mei 2024 melemah dibandingkan April 2024, tingkat inflasinya masih lebih tinggi dibandingkan Mei 2023.
TPID Kabupaten Ngawi terus memantau perkembangan harga komoditas dan bekerja sama dengan pemerintah pusat serta daerah lain untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat. Upaya pengendalian inflasi ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kabupaten Ngawi.