Pada Senin, 25 Juni 2024, Kabupaten Ngawi mengadakan acara Sarasehan Agrifestival untuk memperingati Hari Krida Pertanian. Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Ngawi dan dihadiri oleh perwakilan dari OPD, camat dari 19 kecamatan, BPP seluruh kecamatan, serta perwakilan petani PRLB se-Kabupaten Ngawi.
Hari Krida Pertanian, yang diperingati setiap 21 Juni, bertujuan untuk menghargai kontribusi para petani dan peternak. Menurut laman Dinas Pertanian Perkebunan dan Perikanan Kota Subulussalam, “krida” berarti tindakan atau perbuatan, dan peringatan ini merupakan kesempatan untuk menghormati petani, peternak, pegawai, dan pengusaha di sektor pertanian.
Pada 21 Juni, insan pertanian bersyukur atas karunia alam yang mereka manfaatkan untuk kesejahteraan manusia, dan berdoa agar di masa depan dapat terus menerima dan melestarikan kekayaan alam tersebut.
Sejarah Hari Krida Pertanian dimulai pada tahun 1972, dengan tanggal 21 Juni dipilih berdasarkan alasan astronomis dan pembagian musim yang dikenal sebagai Pranata Mangsa. Pranata Mangsa adalah sistem kalender berbasis peredaran matahari yang digunakan dalam kegiatan pertanian dan peternakan di Jawa, membagi tahun menjadi beberapa periode yang mempengaruhi kegiatan pertanian.
Kalender Pranata Mangsa, yang dimulai pada 22 Juni dan berakhir pada 21 Juni, berbeda dengan kalender Masehi. Tanggal 21 Juni dipilih sebagai Hari Krida Pertanian karena menandai akhir satu siklus tahunan kalender ini. Bulan Juni juga penting bagi petani karena menjadi waktu panen berbagai komoditas seperti kopi, cengkeh, lada, dan padi.