Kolaborasi Penelitian Stunting UNAIR : untuk rekomendasi yang lebih baik

Ngawi, 06 Agustus 2024 – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ngawi mengadakan diskusi penting dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) terkait penelitian penanganan stunting. Diskusi ini diadakan pada Selasa, 06 Agustus 2024, dan merupakan bagian dari inisiatif UNAIR untuk menyusun penelitian yang melibatkan beberapa lokasi di Indonesia dan Afrika, adn mendapat sambutan hangat oleh tim BAPPEDA Ngawi

Dalam diskusi tersebut, Bappeda diwakili oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang), yang dihadiri oleh Nurul Hasana S.A., S.Pi., MPS., M.Eng dan tim, serta Bidang Perencanaan Pembangunan (PPM) yang diwakili oleh JFT Perencana. Tim FISIP Unair dipimpin oleh Sulikah Asmorowati, S.Sos., M.Dev.St, Ph.D.

Pembahasan ini menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam menangani masalah stunting yang menjadi isu global. Nurul Hasana mengapresiasi penelitian yang akan disusun oleh FISIP Unair ini tidak hanya akan mencakup Kabupaten Ngawi, tetapi juga akan melibatkan beberapa lokasi di Indonesia dan Afrika. “Kolaborasi internasional ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan solusi yang lebih inovatif dalam mengatasi stunting,” kata Nurul Hasana.

Sulikah Asmorowati menjelaskan bahwa pendekatan lintas negara diperlukan untuk memahami berbagai faktor penyebab stunting dan untuk mengembangkan intervensi yang lebih efektif. “Penelitian ini akan melibatkan analisis komparatif antara kondisi di Indonesia dan Afrika, sehingga dapat ditemukan strategi-strategi yang relevan dan dapat diterapkan di berbagai konteks,” jelasnya.

Dalam diskusi ini, beberapa poin penting yang dihasilkan antara lain:

  1. Pemetaan Data yang Lebih Luas: Pengumpulan data yang lebih komprehensif dari berbagai lokasi di Indonesia dan Afrika untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang masalah stunting.
  2. Intervensi Terpadu: Pengembangan program intervensi yang melibatkan berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
  3. Peningkatan Kapasitas SDM: Pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam penanganan stunting.
  4. Edukasi dan Sosialisasi: Peningkatan kesadaran masyarakat melalui program edukasi dan sosialisasi yang efektif.

Kolaborasi ini merupakan langkah awal yang sangat penting dalam penelitian penanganan stunting. Diharapkan, hasil dari penelitian ini dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis bukti dan aplikatif, baik untuk Kabupaten Ngawi maupun daerah lain yang terlibat.

Dengan adanya kerjasama antara Bappeda dan FISIP Unair, serta dukungan dari berbagai lokasi internasional, diharapkan penanganan stunting dapat lebih terintegrasi dan efektif. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan anak-anak, tidak hanya di Kabupaten Ngawi, tetapi juga di berbagai belahan dunia.

Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya kerjasama lintas sektor dan lintas negara dalam mengatasi masalah kesehatan global seperti stunting, serta menunjukkan komitmen Bappeda dan FISIP Unair dalam mewujudkan masa depan yang lebih sehat dan sejahtera bagi generasi mendatang.

Scroll to Top