Ngawi, 26 Agustus 2024 – Di minggu terakhir bulan Agustus, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Ngawi bersama TPID seluruh kabupaten/kota di Indonesia mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara Daring yang dipimpin oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Rakor ini membahas langkah-langkah strategis dalam penanganan inflasi nasional, khususnya yang berkaitan dengan komoditas cabai dan bawang merah.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari audiensi antara Kementerian Pertanian dan Kemendagri yang berlangsung pada 12 Agustus 2024, dengan fokus utama pada upaya pengendalian inflasi cabai di tingkat nasional. Dalam kesempatan tersebut, beberapa poin penting disampaikan oleh Kemendagri:
- Inisiasi Kerja Sama Antar Daerah : Percepatan pembelian cabai melalui Kamar Dagang dan Industri (KAD). Sebelumnya, proses ini memerlukan waktu hingga 1-2 bulan.
- Dukungan bagi Champion Cabai: Direktorat STO diminta untuk mengidentifikasi dukungan yang dibutuhkan oleh Champion Cabai, yang nantinya akan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. Setelah proses identifikasi selesai, Direktorat STO akan berkoordinasi dengan Kemendagri untuk menjadwalkan pertemuan online dengan Pemda terkait guna memastikan implementasi dukungan tersebut.
- Pertemuan dengan Daerah Berinflasi Tinggi: Kemendagri juga merencanakan pertemuan online dengan 10 daerah yang cenderung memiliki inflasi tinggi. Tujuannya adalah untuk mengetahui tindakan yang akan diambil daerah-daerah tersebut dalam menanggulangi inflasi, serta mengarahkan Pemda untuk mencari offtaker yang dapat bekerja sama dengan Champion Cabai dalam upaya pengendalian inflasi.
Selain membahas inflasi cabai, terdapat arahan terkait penurunan harga bawang merah di tingkat petani. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa panen bawang merah yang melimpah di sentra-sentra produksi utama menyebabkan produktivitas yang tinggi. Namun, kemampuan petani dalam menyimpan atau menunda penjualan sangat terbatas, ditambah lagi dengan belum berjalannya skema cadangan pangan pemerintah untuk bawang merah. Kerjasama antar daerah yang surplus dan defisit pun belum sepenuhnya berjalan efektif karena belum tersedianya offtaker dan prasarana penyimpanan yang memadai. Selain itu, pasar ekspor bawang merah juga masih terbatas dan harus bersaing ketat dengan negara lain, terutama India.
Sebagai solusi jangka panjang, Kemendagri mengusulkan pembangunan bangsal pasca panen untuk bawang merah di beberapa sentra produksi utama, termasuk Solok, Garut, Majalengka, Brebes, Grobogan, Pati, dan Probolinggo. Pembangunan bangsal ini mencakup bangunan pasca panen seluas 500 m², sarana pasca panen dan pengolahan, cold storage chiller, serta instore dryer.
Rakor ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas harga pangan serta mendorong implementasi strategi yang efektif dalam pengendalian inflasi di berbagai daerah di Indonesia. TPID Kabupaten Ngawi akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan langkah-langkah yang telah disepakati dapat terlaksana dengan baik demi kesejahteraan masyarakat.