INOVASI MUTIARA SPENTIK: Menempa Akhlak dan Rohani Siswa Lewat Mengaji di SMPN 3 Kedunggalar

Kedunggalar, Ngawi — Dalam upaya menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga unggul dalam akhlak dan spiritual, SMPN 3 Kedunggalar meluncurkan sebuah program inovatif bertajuk MUTIARA SPENTIK (Mengaji untuk Tingkatkan Akhlak dan Rohani Anak). Inovasi ini menjadi angin segar dalam dunia pendidikan yang kini tak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga pembentukan karakter mulia.

MUTIARA SPENTIK hadir sebagai respons terhadap tantangan zaman yang semakin kompleks. Di tengah arus informasi yang begitu deras dan gaya hidup digital yang sering mengabaikan nilai-nilai moral, SMPN 3 Kedunggalar merasa perlu melakukan terobosan yang membumi: mengaji sebagai fondasi pembinaan rohani dan akhlak siswa.

Mengaji Tak Hanya Soal Tajwid, Tapi Juga Keteladanan

Kegiatan mengaji dalam program ini bukan sekadar membaca huruf demi huruf Al-Qur’an. Lebih dari itu, siswa diajak memahami isi kandungan ayat, mengaitkannya dengan realitas kehidupan, serta menerapkan nilai-nilai keislaman dalam keseharian di sekolah maupun di rumah.

Dipandu oleh guru-guru yang kompeten di bidang agama, kegiatan mengaji dilakukan secara rutin setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, dengan durasi 15–20 menit. Formatnya pun bervariasi: dari tilawah bersama, tadabbur ayat pilihan, hingga diskusi ringan tentang akhlak terpuji dan kisah nabi.

Mutiara yang Mencerahkan Jiwa

Kepala SMPN 3 Kedunggalar, menuturkan bahwa program ini ibarat mutiara yang mencerahkan jiwa siswa. “Kami ingin siswa tidak hanya pintar secara akademik, tapi juga punya hati yang lembut, akhlak yang baik, serta daya tahan moral di tengah godaan zaman,” ujarnya.

Beliau menambahkan, MUTIARA SPENTIK juga melatih kedisiplinan, membangun kebersamaan, dan menciptakan suasana sekolah yang lebih religius dan kondusif. “Banyak orang tua yang memberi feedback positif. Mereka merasa anaknya jadi lebih sopan, lebih perhatian, bahkan mulai rajin salat berjamaah di rumah,” tambahnya.

Transformasi Spiritual di Ruang Kelas

Inovasi ini juga menumbuhkan efek domino positif di kalangan guru dan staf. Mereka merasa lebih dekat dengan siswa, dan menjadi teladan dalam sikap maupun tutur kata. Bahkan beberapa guru dari mata pelajaran umum ikut berpartisipasi dalam kegiatan pagi ini, menjadikannya sebagai momen membangun bonding sekaligus spiritualitas bersama.

Salah satu siswa kelas VIII, Nayla, menyampaikan perasaannya, “Dulu saya jarang mengaji. Sekarang jadi terbiasa, malah kalau hari libur suka ngaji sendiri di rumah. Rasanya tenang banget setelah ngaji sebelum belajar.”

Menjadi Role Model di Tengah Masyarakat

Inovasi MUTIARA SPENTIK tak hanya berdampak di dalam sekolah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi sekolah lain dan masyarakat sekitar. Beberapa lembaga pendidikan di kecamatan Kedunggalar bahkan mulai mengadopsi konsep serupa dalam pembinaan karakter siswa.

Kegiatan ini pun sejalan dengan misi nasional dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Dengan landasan yang kuat pada nilai-nilai agama, MUTIARA SPENTIK menjelma menjadi inovasi yang mampu menyeimbangkan aspek kognitif dan spiritual peserta didik.


MUTIARA SPENTIK adalah cerminan bahwa pendidikan bukan hanya tentang angka dan nilai, tapi juga tentang membentuk manusia yang utuh: berilmu, berakhlak, dan berjiwa luhur. Semoga semangat ini terus menyala dan menjadi cahaya bagi generasi masa depan.

Scroll to Top