Sinergi Antara Sleman dan Ngawi: Mendorong Pertanian Organik untuk Ketahanan Pangan

Pada tanggal 14 November 2024, sebuah studi lapang mengenai riset budidaya padi ramah lingkungan dilaksanakan di Kandang Kebo, yang dikelola oleh Kelompok Tani Mekar, Cangkringan, Sleman. Kegiatan ini dihadiri oleh rombongan dari Kabupaten Ngawi, yang terdiri dari jajaran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Ngawi, serta petani organik dari Ngawi.

Rombongan diterima dengan hangat oleh Kepala Bidang Dinas Pertanian Kabupaten Sleman, yang memaparkan program-program inovatif yang telah diterapkan untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Dalam diskusi, terungkap bahwa eksisting lahan pertanian harus dilindungi, mengingat pertumbuhan penduduk yang signifikan dapat mengancam keberlangsungan lahan pertanian. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan sehat dan menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik melalui penggunaan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik diharapkan dapat meningkatkan kualitas hara tanah, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada hasil pertanian. Inovasi yang diperkenalkan di Sleman, yang dikenal dengan nama “Sleman Satset” yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hara tanah dan menghasilkan produk pertanian yang lebih baik. Diskusi juga mencakup mekanisme penggunaan pupuk organik yang telah terdaftar dalam E-katalog, memudahkan akses petani terhadap sumber daya yang diperlukan. Kerjasama dengan Universitas setempat juga menjadi sorotan, di mana mereka menyediakan layanan uji laboratorium gratis untuk memastikan kualitas produk pertanian. Meskipun produk pertanian yang dihasilkan telah tersertifikasi organik, para petani masih menghadapi tantangan dalam memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk inovasi mereka.

Selain itu, tim Ngawi juga membahas mekanisme pemasaran pupuk organik di Sleman yang telah terdaftar di E-katalog, sehingga memudahkan petani dalam mengakses produk yang ramah lingkungan ini. Kegiatan studi lapang ini bukan hanya untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga sebagai langkah kolaboratif untuk menciptakan pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi masyarakat. Hasil dari riset ini digunakan sebagai acuan pengembangan praktik pertanian ramah lingkungan di daerah lain, serta memperkuat sinergi antara kabupaten dalam upaya mencapai ketahanan pangan yang lebih baik. Sebagai tambahan, Pak Minto selaku Ketua Kelompok Tani Mekar, memberikan tips berharga kepada peserta. Ia menekankan pentingnya menjurnalkan setiap perilaku budidaya sebagai catatan riset internal. Dengan mencatat setiap langkah dan hasil yang diperoleh, para petani dapat menganalisis dan meningkatkan praktik budidaya mereka secara berkelanjutan.

Scroll to Top