TANKOJIR: Inovasi Penyelamatan Korban Banjir, Kolaborasi Tanggap Bencana di Kabupaten Ngawi

Sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi risiko banjir yang kerap melanda wilayah rawan seperti Kecamatan Kwadungan dan sekitarnya, Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meluncurkan inovasi strategis bernama TANKOJIR (Penyelamatan Korban Banjir). Inovasi ini menjadi bagian dari langkah konkret memperkuat sistem mitigasi bencana dan mempercepat proses penyelamatan warga terdampak.

Didukung penuh oleh Bappeda Kabupaten Ngawi sebagai fasilitator inovasi daerah, serta Inspektorat Kabupaten Ngawi yang mengawal akuntabilitas program, TANKOJIR menjadi bukti sinergi antara kebijakan, respons cepat, dan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana.

Solusi Cepat dan Taktis di Tengah Ancaman Banjir

Program TANKOJIR dirancang untuk mempercepat evakuasi korban banjir melalui pembentukan Posko Tanggap Darurat di titik-titik rawan bencana. Posko ini berfungsi sebagai pusat kendali koordinasi evakuasi, penyaluran logistik, dan komunikasi darurat yang terintegrasi antara BPBD, TNI/Polri, relawan, dan pemerintah desa.

Untuk menjangkau wilayah terdampak banjir yang sulit diakses, BPBD telah menyiagakan perahu karet dan logistik darurat di sejumlah kecamatan. Tak hanya itu, TANKOJIR juga melibatkan masyarakat melalui pembentukan Tim Desa Tanggap Bencana (Destana) yang berperan sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan dan penyelamatan warga.

Edukasi dan Simulasi untuk Masyarakat Tangguh Bencana

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, BPBD secara rutin menyelenggarakan simulasi tanggap darurat di desa-desa rawan banjir. Melalui pelatihan ini, masyarakat dilatih untuk melakukan evakuasi secara mandiri dan memahami perannya dalam sistem mitigasi bencana berbasis komunitas.

Inspektorat Kabupaten Ngawi turut mengawal setiap proses implementasi program ini, memastikan penggunaan anggaran dan sumber daya dilakukan secara transparan dan efektif. Hal ini menjadi pilar penting dalam mendorong akuntabilitas dan keberhasilan program TANKOJIR sebagai inovasi penyelamatan berbasis tata kelola yang baik.

Kendala dan Harapan: Penguatan Infrastruktur Penanggulangan

Meski menunjukkan progres positif, tantangan tetap dihadapi, terutama pada aspek ketersediaan sarana dan prasarana. Beberapa perahu karet dalam kondisi tidak layak pakai, dan alat peringatan dini di bantaran sungai seperti Bengawan Solo dan Bengawan Madiun mengalami kerusakan. Menghadapi hal ini, BPBD telah mengajukan proposal pengadaan alat ke BNPB untuk meningkatkan kualitas penanganan bencana secara teknologis.

Dengan peningkatan kapasitas masyarakat, kolaborasi multi-pihak, dan penguatan sistem tanggap darurat, Kabupaten Ngawi menargetkan menjadi daerah tangguh bencana yang siap menghadapi banjir secara lebih sistematis, cepat, dan menyeluruh.

Scroll to Top