LIDAH RAJA: SMPN 3 Ngawi Hidupkan Kembali Aksara Jawa Lewat Literasi Kreatif

Ngawi – Kekayaan budaya Jawa kembali mendapatkan tempat istimewa di dunia pendidikan. SMPN 3 Ngawi meluncurkan program inovasi LIDAH RAJA (LIterasi inDAH aksaRA JAwa), sebuah gerakan literasi berbasis Aksara Jawa yang resmi diimplementasikan sejak 3 April 2024.

Inovasi ini diinisiasi oleh Suci Rahayu, S.Pd., M.Pd, seorang ASN sekaligus pendidik, yang melihat adanya penurunan minat siswa terhadap Aksara Jawa di era digital. Padahal, aksara tradisional ini merupakan warisan leluhur yang adiluhung dan sarat nilai budaya.

Program LIDAH RAJA hadir dengan berbagai kegiatan menarik, seperti Pojok Aksara Jawa yang menyediakan bacaan dan informasi dalam aksara Jawa, Hari Aksara Jawa setiap Rabu, lomba menulis dan membaca aksara, hingga pelatihan menulis untuk siswa dan guru. Bahkan, siswa didorong menciptakan karya digital seperti video, puisi, dan cerita berteks Aksara Jawa, sehingga literasi ini tetap relevan dengan perkembangan zaman.

“Kami ingin siswa tidak hanya bisa membaca dan menulis Aksara Jawa, tetapi juga merasa bangga menjadi bagian dari pelestari budaya. LIDAH RAJA ini bukan hanya literasi, tapi juga identitas,” ujar Suci Rahayu.

Hasil implementasi menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Aksara Jawa, tumbuhnya rasa bangga terhadap budaya lokal, serta lahirnya berbagai karya literasi kreatif. Lebih dari itu, sekolah kini dikenal sebagai salah satu pionir pelestarian aksara tradisional yang berhasil mengintegrasikannya dalam kehidupan sekolah, mulai dari papan nama ruang hingga kegiatan tulis-menulis harian.

Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Ngawi dengan regulasi resmi, alokasi anggaran hingga tahun 2025, serta masuk dalam RKPD. Bahkan, inovasi ini sudah direplikasi di Madiun, Sragen, dan Pasuruan, menjadikannya model inspiratif bagi daerah lain.

Dengan tingkat kematangan inovasi mencapai 101 poin dan melibatkan lebih dari 500 penerima manfaat, LIDAH RAJA bukan sekadar program literasi, melainkan gerakan budaya yang menyatukan pendidikan, kebudayaan, dan identitas lokal.

Scroll to Top