Ngawi – Desa Babadan, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, meluncurkan inovasi kreatif bertajuk KUMBA (Komunitas UMKM Desa Babadan) sebagai solusi untuk meningkatkan pendapatan warga sekaligus membuka peluang usaha baru. Program ini diinisiasi oleh Mudhofar Ridwan, ASN Kecamatan Pangkur, dan resmi diimplementasikan pada 7 Agustus 2024 setelah uji coba sejak April lalu.

Inovasi ini hadir untuk menjawab berbagai permasalahan desa, mulai dari terbatasnya lapangan kerja non-pertanian, lahan sempit yang belum optimal, hingga rendahnya diversifikasi produk. Melalui KUMBA, warga diajak beralih ke budidaya melon modern dengan sistem green house yang lebih efisien dan bernilai jual tinggi.
Dengan lahan hanya 6×50 meter, petani mampu menanam 500 pohon melon menggunakan 250 polibag. Hasilnya luar biasa: 2 ton melon per panen atau omzet hingga puluhan juta rupiah setiap tiga bulan. Tidak hanya produktif, metode green house juga lebih ramah lingkungan karena mampu meminimalisir hama tanpa pestisida berlebih serta menjaga kualitas buah tetap seragam, rata-rata 2 kg per buah dengan rasa manis yang disukai pasar.

Salah satu pelaku, Sabar, warga Babadan, mengungkapkan bahwa budidaya melon ini cepat, mudah, dan menguntungkan. “Tiga bulan sekali bisa panen, kualitasnya bagus, dan perawatan tidak serumit pertanian terbuka. Green house juga bisa jadi tempat wisata edukasi bagi pelajar,” ujarnya.
Selain meningkatkan ekonomi, KUMBA juga membentuk wadah kolaborasi bagi UMKM desa dalam pemasaran, pelatihan, hingga pengembangan produk. Lebih jauh, green house melon Babadan kini juga dikembangkan sebagai destinasi wisata edukasi, tempat pelajar dan pengunjung belajar langsung teknik pertanian modern.
Keunggulan program ini bukan hanya di sektor produksi, tetapi juga keberlanjutan. Dengan dukungan regulasi dari Pemkab Ngawi, jejaring lintas daerah, dan keberhasilan replikasi di Magetan, Sragen, hingga Trenggalek, KUMBA diproyeksikan menjadi motor penggerak ekonomi kreatif desa sekaligus model kemandirian pangan lokal.