HATI TEGAR: Desa Sumber Ngawi Dorong Keluarga Sehat Lewat Tanaman Obat Herbal

Ngawi – Desa Sumber, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi menghadirkan inovasi unik berbasis kearifan lokal bernama HATI TEGAR (Sehat Jasmani dengan Tanaman Obat Herbal untuk Keluarga). Program ini resmi diimplementasikan sejak 1 Mei 2024 setelah melalui uji coba awal pada Januari.

Inovasi yang digagas oleh ASN bernama Intan Amatul Firdhausya ini lahir dari meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap efek samping obat kimia dan tingginya minat pada solusi pengobatan alami. Melalui HATI TEGAR, warga didorong untuk menanam, merawat, dan mengolah tanaman obat herbal di pekarangan rumah mereka.

Beberapa tanaman yang banyak dimanfaatkan antara lain kunyit, jahe, temulawak, kemangi, dan sambiloto. Tanaman-tanaman ini dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan stres, mengatasi gangguan pencernaan, menyeimbangkan hormon, hingga mencegah penyakit kronis seperti diabetes dan kanker.

Proses budidaya dilakukan dengan cara sederhana mulai dari persiapan tanah, pemilihan benih, penanaman, hingga pemeliharaan, sementara hasil panen diolah menjadi berbagai produk herbal seperti jamu instan, kapsul herbal, dan minuman kesehatan. Produk ini tidak hanya dipakai untuk konsumsi keluarga tetapi juga dipasarkan, sehingga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat Desa Sumber.

“Dengan HATI TEGAR, warga jadi lebih paham manfaat tanaman obat, cara menanam hingga mengolahnya. Mereka bisa menjaga kesehatan sekaligus menambah penghasilan keluarga,” ujar Intan Amatul Firdhausya.

Hingga kini, program ini melibatkan lebih dari 30 anggota kelompok Asman Toga dan Akupresur Srikandi, sudah direplikasi di daerah lain seperti Sragen, Sukabumi, dan Bangkalan, serta masuk ke dalam RKPD Kabupaten Ngawi. Bahkan, produk olahan herbal dari Desa Sumber sudah dipasarkan melalui media sosial dan pameran produk lokal.

Dengan tingkat kematangan inovasi mencapai 106 poin dan produk yang sudah beredar lebih dari 200 jenis olahan herbal, HATI TEGAR menjadi bukti nyata bahwa kesehatan keluarga bisa dijaga sekaligus mendukung ekonomi desa melalui kembali ke alam dan memanfaatkan potensi lokal.

Scroll to Top