Ngawi – Permasalahan stunting masih menjadi perhatian serius di Desa Waruktengah, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi. Berdasarkan data Puskesmas, kasus stunting pada balita di desa ini sempat mencapai 13,7% pada 2022 dan turun menjadi 11,7% pada awal 2023, namun kembali naik menjadi 13,5% pada Agustus 2023. Kondisi ini mendorong lahirnya sebuah inovasi sosial berbasis pemuda bernama RATU CETING (Karang Taruna Cegah Stunting).
Inovasi ini resmi diimplementasikan sejak 12 Agustus 2024 setelah melalui uji coba pada April, digagas oleh Kevin Dita Arila, seorang ASN, bersama pemuda Karang Taruna Bina Remaja Desa Waruktengah. Program ini bertujuan membantu percepatan penurunan stunting dengan cara sederhana namun efektif, yaitu menyediakan tambahan asupan protein hewani dari ikan lele hasil budidaya kolam yang dikelola karang taruna.

“Ikan lele dipilih karena kaya protein, mudah diolah, dan terjangkau. Dengan tambahan gizi ini, kami berharap angka stunting di desa bisa terus ditekan,” ujar Kevin.

Melalui RATU CETING, ibu hamil dan balita penerima manfaat rutin mendapatkan distribusi ikan lele. Selain untuk konsumsi, program ini juga melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kolam lele sehingga tercipta pemberdayaan ekonomi sekaligus peningkatan kesadaran gizi.
Program ini sudah mendapat dukungan penuh dari Pemkab Ngawi dengan SK Bupati, masuk dalam RKPD tahun 2023–2025, melibatkan lebih dari 30 SDM, serta telah direplikasi di Kabupaten Sragen, Trenggalek, dan Bangkalan. Tingkat kematangan inovasi bahkan telah mencapai 102 poin, dengan penerima manfaat sebanyak 201–500 orang.

Dengan gerakan sederhana dari pemuda desa, RATU CETING membuktikan bahwa upaya pencegahan stunting bisa dilakukan dari lingkup kecil, dimulai dari pemuda untuk generasi yang lebih sehat dan berkualitas.