Kabupaten Ngawi terus menunjukkan komitmennya dalam melahirkan inovasi yang bermanfaat, salah satunya melalui program MUTIARA SPENTIK di SMPN 3 Kedunggalar. Inovasi ini menghadirkan kegiatan mengaji rutin sebelum pembelajaran dimulai, dengan tujuan meningkatkan akhlak, membentuk karakter religius, dan memperkuat profil pelajar Pancasila. Melalui sistem mentor sebaya, siswa yang mahir membaca Al-Qur’an membantu teman-temannya yang masih belajar, sehingga tercipta suasana gotong royong yang penuh kepedulian.

Program ini tidak hanya menekankan pada kelancaran membaca Al-Qur’an, tetapi juga pada penanaman nilai moral, disiplin, serta tanggung jawab. Kehadiran MUTIARA SPENTIK menjadikan kegiatan mengaji bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sekolah. Dengan cara ini, siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter mulia, sopan santun, dan berjiwa sosial tinggi.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Ngawi menyambut baik dan mendorong penuh inovasi ini. Menurut Bappeda, penguatan pendidikan karakter menjadi salah satu prioritas penting pembangunan daerah, dan program seperti MUTIARA SPENTIK terbukti mampu mengintegrasikan pendidikan formal dengan pembinaan rohani. Dukungan pemerintah daerah membuat inovasi ini semakin relevan untuk ditiru oleh sekolah lain, bahkan berpotensi direplikasi ke luar daerah.

Inovasi ini menjadi bukti bahwa pendidikan tidak harus kaku atau membosankan. Dengan pendekatan sederhana namun konsisten, SMPN 3 Kedunggalar berhasil menciptakan suasana belajar yang menenangkan hati sekaligus memperkaya jiwa. Jika biasanya sekolah identik dengan PR dan ujian, di Ngawi, sekolah juga bisa jadi tempat di mana akhlak ditempa, rohani diperkaya, dan tentu saja, siswa jadi lebih siap menghadapi kehidupan dengan bekal iman dan ilmu.