SMPN 2 Sine, Kabupaten Ngawi, menghadirkan inovasi inspiratif bernama SAJADAH atau Sarana Penanaman Karakter Melalui Ibadah Harian di Sekolah. Program ini mengintegrasikan kegiatan ibadah seperti salat Dhuha, Dzuhur, Ashar berjamaah, tadarus pagi, doa harian, hingga kultum siswa ke dalam jadwal rutin sekolah. Dengan cara ini, ibadah bukan hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter disiplin, tanggung jawab, religius, serta kebersamaan siswa.

Inovasi SAJADAH dirancang untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks, terutama terkait menurunnya kedisiplinan dan nilai moral di kalangan siswa. Melalui pembiasaan ibadah yang konsisten, siswa tidak hanya belajar tentang teori agama di kelas, tetapi juga menerapkannya langsung dalam kehidupan sehari-hari. Guru pun ikut menjadi teladan, mendampingi, dan memberikan contoh nyata sehingga siswa dapat meneladani sikap religius, sopan santun, dan kedisiplinan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ngawi mendorong penuh inovasi seperti SAJADAH ini. Menurut Bappeda, pendidikan karakter berbasis nilai religius sangat penting untuk memperkuat profil Pelajar Pancasila. Dukungan pemerintah daerah ini menunjukkan bahwa inovasi sekolah tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan belajar, tetapi juga dapat menjadi model replikasi ke sekolah lain, bahkan hingga ke luar daerah.
Hadirnya SAJADAH membuktikan bahwa sekolah bisa menjadi ruang yang menenangkan hati sekaligus menumbuhkan kepribadian luhur. Dari pembiasaan salat berjamaah hingga kultum bergiliran, semua menjadi sarana efektif untuk melatih siswa berdisiplin, bertanggung jawab, sekaligus berani tampil percaya diri. Dengan inovasi ini, Ngawi memberi pesan sederhana namun mendalam: membentuk generasi unggul bisa dimulai dari sajadah yang terhampar di sekolah.
