Siapa bilang suara siswa cuma angin lalu? Di SMPN 2 Widodaren, setiap usulan dari siswa bisa jadi aksi nyata lewat inovasi keren bernama SPEKTA SWIDA—singkatan dari Satu Pekan Tawarkan Ide dan Suara. Program ini bukan sekadar kotak saran atau forum diskusi biasa, melainkan wadah demokrasi mini yang mendidik siswa untuk berpikir kritis, menyuarakan gagasan, dan langsung terlibat dalam mewujudkan perubahan. Dari masalah sampah hingga budaya ibadah, semuanya ditangani dengan cara partisipatif. Sekolah membuka ruang selebar-lebarnya bagi ide dan suara siswa melalui kotak saran, forum kelas, dan kanal digital. Hasilnya? Budaya sekolah berubah menjadi lebih terbuka, kolaboratif, dan transformatif.

Setiap pekan, masukan dari siswa dikumpulkan dan diseleksi oleh OSIS bersama guru pendamping. Gagasan terbaik dieksekusi dalam Jumat Tematik—sebuah sesi mingguan di mana sekolah berubah jadi arena aksi nyata. Misalnya, gerakan “Bawa Tumbler” mengurangi ketergantungan terhadap plastik sekali pakai, “Jumat Tanpa Plastik” menjadi rutinitas, dan desain tempat sampah edukatif bikin siswa makin sadar lingkungan. Tak hanya berhenti di aksi, siswa juga menulis jurnal refleksi dan membagikan dokumentasi ke media sosial sekolah. Semua itu memperkuat proses pembelajaran berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi sekolah lain.

Dukungan dari komunitas sekolah sangat luar biasa. Guru melihat antusiasme siswa meningkat tajam, sementara orang tua mulai bangga melihat anak-anak mereka lebih aktif, sadar lingkungan, dan berani menyuarakan opini. Aulia, siswi kelas VIII, merasa bangga ketika kampanyenya “Stop Minuman Berwarna” dilaksanakan oleh sekolah. Kepala sekolah pun menegaskan bahwa SPEKTA SWIDA adalah cara untuk membuat siswa merasa memiliki sekolah, bukan sekadar hadir dan pulang. Inovasi ini membentuk karakter siswa melalui pengalaman langsung, dan kini melibatkan alumni serta masyarakat sekitar untuk berkontribusi lebih luas.
SPEKTA SWIDA adalah bentuk konkret pendidikan karakter berbasis demokrasi yang relevan dengan semangat Merdeka Belajar dan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila. Siswa belajar menjadi pemimpin lewat cara berpikir solutif, gotong royong, dan reflektif. Tak heran jika Bappeda Kabupaten Ngawi memberi dukungan penuh dan menjadikan SPEKTA SWIDA sebagai model inovasi yang perlu direplikasi. Dari sekolah kecil di Widodaren, lahirlah gerakan besar yang membuktikan: ketika siswa diberi ruang untuk berbicara dan bertindak, yang berubah bukan hanya sekolah—tapi juga masa depan.