DISBIMA: Desa Karangsono Hadirkan Ruang Mandiri untuk Sahabat Disabilitas

Desa Karangsono, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, meluncurkan program sosial bernama DISBIMA (Disabilitas Bisa dan Mandiri). Program ini memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mandiri secara ekonomi maupun sosial. Pemerintah desa menggagas DISBIMA karena melihat warganya yang difabel sering terkendala akses dan kesempatan. Dengan program ini, pemerintah desa menegaskan bahwa keterbatasan tidak pernah menghalangi seseorang untuk berkarya.

Dampak dan Rencana Pengembangan

Pemerintah desa menggelar pelatihan keterampilan melalui DISBIMA. Mereka mengajarkan kerajinan tangan, usaha kuliner, dan usaha kecil berbasis rumah tangga. PKK, karang taruna, serta kelompok UMKM lokal ikut melatih dan membimbing peserta. Perangkat desa membantu peserta mengurus administrasi serta menjual produk mereka. Pola ini membuat sahabat disabilitas bisa langsung mempraktikkan keterampilan, menghasilkan karya, dan memperoleh penghasilan.

Hasilnya terlihat jelas. Beberapa penyandang disabilitas di Karangsono membuat kerajinan lalu menjualnya hingga ke luar desa. Mereka tampil lebih percaya diri ketika mengikuti kegiatan sosial karena masyarakat memberi dukungan penuh. Warga Karangsono menyambut DISBIMA dengan antusias dan menjadikannya gerakan bersama untuk memperkuat inklusi. Kepala Desa Karangsono berkata, “Melalui DISBIMA, kami ingin menunjukkan bahwa setiap warga desa berhak berkembang. Mandiri bukan hanya impian, tetapi kenyataan yang bisa kita capai bersama.”

Pemerintah desa menyiapkan rencana baru untuk memperluas cakupan DISBIMA. Mereka akan menggandeng lembaga pendidikan dan dunia usaha, menambah jenis pelatihan, memperluas jaringan pemasaran, serta mempromosikan karya sahabat disabilitas lewat media sosial dan pameran lokal. Dengan dukungan masyarakat, DISBIMA tumbuh menjadi tonggak penting dalam membangun desa inklusif. Dari Karangsono, lahir pesan kuat bahwa desa ramah disabilitas mampu bersinar untuk semua warganya.

Scroll to Top