Jakarta, 23 September 2024 – Dalam upaya memperkuat promosi kesehatan jiwa di masyarakat, Direktorat Kesehatan Jiwa akan menyelenggarakan Sosialisasi Buku Saku Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) secara daring pada tanggal 23 September 2024. Acara ini bertujuan untuk memberikan perhatian kepada individu yang membutuhkan, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka akan rasa aman, mengelola stres, serta mencegah memburuknya kondisi psikologis sebelum memerlukan penanganan lebih lanjut.
Bappeda Ngawi yang sekaligus perwakilan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Ngawi mengikuti sosialisasi Buku Saku Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) secara daring. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa ini bertujuan untuk memperkenalkan langkah-langkah praktis dalam menangani luka psikologis di masyarakat sebagai bagian dari upaya kesehatan jiwa.
Sosialisasi ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai instansi dan organisasi masyarakat, termasuk Bappeda dan DWP Kabupaten Ngawi. Partisipasi dari Bappeda dan DWP Ngawi ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung kesehatan jiwa, khususnya melalui peran masyarakat dalam memberikan pertolongan awal kepada individu yang mengalami tekanan psikologis.
Dalam kegiatan tersebut, para peserta diberikan pemahaman mengenai pentingnya pertolongan pertama pada luka psikologis sebagai langkah preventif sebelum individu mendapatkan penanganan lebih lanjut dari profesional. Buku saku P3LP yang menjadi bahan utama dalam sosialisasi ini memberikan panduan praktis tentang cara memberikan rasa aman, membantu individu mengelola stres, serta mencegah kondisi psikologis memburuk di tengah masyarakat.
“Kami sangat mendukung inisiatif ini, terutama dalam konteks pembangunan daerah yang juga memperhatikan kesejahteraan mental masyarakat. Keterlibatan Bappeda dan DWP Kabupaten Ngawi dalam sosialisasi ini menunjukkan bahwa kesehatan mental harus menjadi bagian integral dari rencana pembangunan yang menyeluruh,” ujar salah satu perwakilan Bappeda Ngawi, Nurul Awuy.
Dengan sosialisasi ini, diharapkan para peserta dari Bappeda dan DWP Kabupaten Ngawi dapat berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi terkait P3LP kepada masyarakat luas, terutama dalam mendukung keluarga dan lingkungan sekitar. Sosialisasi ini juga menjadi bagian dari upaya promotif yang diharapkan mampu mendorong terciptanya lingkungan yang lebih peduli terhadap kesehatan mental.
Bappeda Ngawi dan DWP Kabupaten Ngawi berkomitmen untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kegiatan ini ke dalam berbagai program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara fisik maupun mental.
Sosialisasi ini merupakan langkah penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait cara-cara menghadapi dan merespons krisis psikologis dengan cepat. Pertolongan pertama pada luka psikologis (P3LP) menjadi kunci dalam memberikan dukungan awal yang tepat guna kepada individu yang mengalami tekanan atau trauma, sebelum dilakukan intervensi medis atau psikologis lanjutan.
Direktur Kesehatan Jiwa, dalam keterangannya, menekankan pentingnya informasi terkait kesehatan jiwa yang harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. “Kami berharap melalui buku saku ini, masyarakat dapat lebih memahami langkah-langkah awal dalam membantu individu yang tengah mengalami gangguan psikologis. Ini bukan hanya tentang intervensi medis, tetapi juga bagaimana kita menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pemulihan psikologis di sekitar kita,” ujar beliau.
Buku saku P3LP ini dirancang agar mudah dipahami dan digunakan oleh masyarakat luas, sehingga siapa pun bisa menjadi pertolongan pertama bagi orang-orang di sekitar mereka yang mengalami luka psikologis. Selain memberikan panduan praktis tentang penanganan stres dan trauma, buku ini juga mengedukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan akan semakin banyak orang yang paham tentang langkah-langkah preventif dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa, serta terciptanya kesadaran yang lebih besar untuk bersama-sama menjaga kesehatan jiwa dalam komunitas.
Peran masyarakat, khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), sangat strategis dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini disampaikan oleh Anna Surti Ariani, M.Psi, Psikolog, dalam paparan tentang Buku Saku Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) di kalangan PKK sebagai bagian dari upaya kesehatan jiwa.
Anna menekankan pentingnya peran PKK dalam mendukung kesehatan jiwa keluarga melalui P3LP. Pertolongan pertama pada luka psikologis bukan hanya soal penanganan medis, tetapi juga bagaimana masyarakat, terutama para ibu, dapat memberikan perhatian dan dukungan awal kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan psikologis, seperti stres atau trauma.
“Peran PKK sangat penting dalam gerakan kesehatan jiwa di masyarakat. Ibu-ibu PKK tidak hanya berperan dalam menjaga kesejahteraan fisik keluarga, tetapi juga kesejahteraan mental. Dengan memahami langkah-langkah dasar pertolongan pertama pada luka psikologis, mereka dapat memberikan dukungan yang lebih tepat kepada anggota keluarga yang mengalami tekanan mental,” jelas Anna.
Buku saku P3LP yang dipaparkan dalam kegiatan ini dirancang agar mudah dipahami dan digunakan oleh masyarakat umum. Buku ini memberikan panduan praktis tentang bagaimana cara memberikan pertolongan awal kepada individu yang mengalami tekanan psikologis sebelum mendapatkan bantuan profesional. Fokusnya adalah mencegah memburuknya kondisi psikologis individu dengan cara memberikan rasa aman, menghadapi stres, serta mengurangi ketidakpastian dalam situasi krisis.
Anna Surti Ariani juga menyampaikan bahwa kesehatan jiwa harus menjadi bagian integral dari upaya menjaga kesejahteraan keluarga. “PKK dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang lebih mendukung kesehatan mental di tengah keluarga dan masyarakat. Ini adalah upaya promotif yang sangat penting agar masalah psikologis tidak berkembang menjadi lebih serius,” tambahnya.
Dengan adanya buku saku P3LP ini, PKK diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental keluarga. Upaya ini selaras dengan tujuan PKK yang berfokus pada kesejahteraan keluarga secara menyeluruh, termasuk aspek kesehatan fisik dan mental.
Melalui sosialisasi dan pelatihan yang melibatkan PKK, diharapkan para ibu dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan jiwa di lingkungan keluarga, sehingga tercipta masyarakat yang lebih sehat secara mental dan fisik. Paparan buku saku P3LP ini menjadi langkah awal yang strategis dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memberikan pertolongan pertama pada luka psikologis, terutama di tengah tantangan kehidupan modern yang seringkali memicu stres dan tekanan mental.
Peran PKK dalam mendukung kesehatan jiwa ini juga menjadi bukti bahwa kesehatan mental adalah tanggung jawab bersama, dan setiap individu, terutama ibu-ibu PKK, memiliki andil besar dalam menciptakan keluarga yang sehat jiwa dan raga.