Rombongan Bidang Perekonomian Bappeda Ngawi Benchmarking ke Kota Batu Pelajari Strategi Pertumbuhan Ekonomi

Batu, 25 Oktober 2024 – Rombongan dari Bidang Perekonomian Bappeda Kabupaten Ngawi yang dipimpin oleh Sekretaris Bappeda serta didampingi oleh para Kepala Bidang dan perwakilan OPD mitra, melakukan kunjungan benchmarking ke Kota Batu untuk mempelajari strategi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Fokus utama kunjungan ini adalah untuk memahami sektor andalan Kota Batu seperti pariwisata, UMKM, dan pertanian yang menjadi pilar utama ekonomi daerah.

Kota Batu mencatatkan angka kemiskinan terendah di Jawa Timur, yaitu 3,31%, dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,19%. Keberhasilan ini didukung oleh lokasi strategis Kota Batu yang dekat dengan Malang dan Surabaya, memberikan aksesibilitas yang lebih mudah dan menjadikan kota ini pilihan utama wisatawan. Ekonomi Kota Batu juga menunjukkan pemulihan yang cepat pasca-pandemi COVID-19 dengan mengutamakan pemberdayaan UMKM dan masyarakat lokal sebagai penyerap tenaga kerja.

Sebagai kota pariwisata, Batu memiliki lebih dari 100 hotel dan ribuan villa yang menciptakan lapangan kerja besar bagi penduduknya. Namun, salah satu tantangan yang dihadapi adalah rendahnya minat generasi muda, khususnya Gen Z, untuk menjadi petani. Banyak di antara mereka menganggap sektor pertanian tidak memiliki prospek yang jelas. Oleh karena itu, Kota Batu tengah mendorong munculnya generasi petani milenial, mengingat sektor pertanian terbukti mampu bertahan selama krisis COVID-19.

Selain itu, meskipun angka kemiskinan rendah, Kota Batu masih menghadapi masalah stunting yang mencapai 12,16%. Masalah stunting ini dianggap berkaitan dengan pola asuh dan menunjukkan bahwa kesejahteraan ekonomi belum tentu menjamin perbaikan kualitas kesehatan secara menyeluruh.

Kota Batu juga gencar mendorong pembentukan desa-desa wisata sebagai upaya memperkuat pariwisata dan mendiversifikasi lapangan kerja. Hal ini dapat menjadi contoh bagi Ngawi untuk mengembangkan program-program pariwisata serupa. Beberapa rekomendasi yang akan diadopsi Ngawi antara lain: pembenahan branding pariwisata seperti “Wajib Singgah di Tol Ngawi agar Selamat Sampai Tujuan,” peninjauan kembali Ripparda, pengembangan homestay, serta promosi pariwisata melalui media sosial.

Diharapkan hasil dari kunjungan ini dapat menjadi inspirasi bagi Ngawi dalam merancang strategi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis pemberdayaan masyarakat.

Scroll to Top