Ngawi, 14 Mei 2025 — Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ngawi turut serta dalam Webinar Nasional bertajuk “BRIDA/BAPPERIDA Optimal dalam Menentukan Potensi/Produk Unggulan Daerah Sebagai Dasar Penyusunan Dokumen RIPJPID dan RPJMD” yang diselenggarakan oleh BRIN pada Rabu, 14 Mei 2025, secara daring.
Kegiatan ini digelar sebagai respon atas terbitnya Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 2 Tahun 2025 yang menegaskan bahwa penyusunan RPJMD 2025–2029 harus didasarkan pada berbagai dokumen perencanaan daerah, termasuk Rencana Induk Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah (RIPJPID).
Webinar ini menjadi momentum penting bagi daerah, termasuk Kabupaten Ngawi, untuk memperkuat pendekatan berbasis bukti dalam merumuskan Potensi/Produk Unggulan Daerah (PUD) yang relevan, spesifik, dan bernilai strategis. Penentuan PUD berbasis ilmu pengetahuan tidak hanya menjadi dasar penyusunan RIPJPID, tetapi juga sebagai pijakan utama dalam merancang arah pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Yopi, Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah, BRIN. Webinar ini menghadirkan narasumber kompeten, yaitu:
-
Dr. Sri Nuryanti – Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Riset dan Inovasi Daerah, BRIN
-
Anang Budi Gunawan, S.E., M.Econ, Ph.D. – Koordinator Kalimantan II, Direktorat Regional II, BAPPENAS
-
Drs. Remigius Gonsa Tombor – Kepala BAPPERIDA Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Selama diskusi, para narasumber menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dan pemetaan berbasis data dalam proses identifikasi PUD. Praktik baik dari daerah lain juga menjadi inspirasi, termasuk strategi integrasi antara dokumen RIPJPID dengan RPJMD yang dapat diterapkan secara adaptif oleh pemerintah daerah.
membahas secara komprehensif keterkaitan RIPJPID dengan RPJMD, tantangan waktu penyusunan dokumen perencanaan, serta pentingnya BRIDA/BAPPERIDA menjadi anggota tim penyusun RPJMD. Tersampaikan pula berbagai metodologi penentuan PUD, seperti:
-
Location Quotient (LQ)
-
Tipologi Klassen
-
Shift Share
-
BCG Matrix
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor basis ekonomi daerah, membandingkan kinerja antar daerah, serta merumuskan struktur dan arah pertumbuhan sektor unggulan.
Dalam paparannya, Dr. Sri Nuryanti menyampaikan bahwa PUD dan PPD merupakan konten utama dalam RIPJPID, sehingga validitas dan kedalaman analisis berbasis data menjadi kunci. Pendekatan yang ditawarkan meliputi kerangka pikir yang mengintegrasikan permasalahan daerah, potensi sektoral, analisis preferensi kebijakan, dan strategi pencapaian indikator kinerja utama (IKU) dalam RPJPD-RPJMD.
Disampaikan pula bahwa pengembangan PUD dapat diarahkan pada sektor-sektor seperti:
-
Pariwisata berbasis sumber daya lokal
-
Pertanian, peternakan, dan perikanan
-
UMKM dan industri pengolahan berbasis klaster
Langkah ini diharapkan mampu menjawab permasalahan pembangunan seperti kualitas SDM, infrastruktur, dan ketahanan ekonomi daerah.
Melalui keikutsertaan ini, Bappeda Ngawi berkomitmen untuk menyelaraskan perencanaan pembangunan daerah dengan kebijakan nasional, serta mendorong lahirnya kebijakan pembangunan berbasis inovasi dan potensi lokal. Bappeda Kabupaten Ngawi berharap juga dapat semakin memperkuat kapasitas teknis dalam menyusun RIPJPID dan RPJMD secara selaras dan berbasis bukti. Bappeda berkomitmen untuk mengedepankan potensi unggulan lokal dan inovasi riset sebagai fondasi pembangunan daerah berkelanjutan.