Ngawi Luncurkan Inovasi “DIRAMAL NAK”, Peternak Kini Bisa Rawat Ternaknya Sendiri

Ngawi – Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Perikanan dan Peternakan, dengan pendampingan dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Ngawi, resmi mengimplementasikan inovasi daerah bertajuk “DIRAMAL NAK” (Edukasi Perawatan Mandiri pada Luka Ternak PMK). Program ini lahir sebagai jawaban atas merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat melanda Jawa Timur dan mengancam sektor peternakan.

DIRAMAL NAK menghadirkan pendekatan baru dalam edukasi perawatan ternak, khususnya luka pada mulut dan kuku sapi, kambing, maupun kerbau yang terinfeksi PMK. Melalui buku saku, poster bergambar, video tutorial, hingga pelatihan langsung di lapangan, peternak kini dibekali keterampilan melakukan perawatan secara mandiri menggunakan bahan lokal yang mudah diperoleh.

“Selama ini peternak sangat bergantung pada tenaga medis hewan. Saat wabah meluas, banyak ternak tidak tertangani tepat waktu. Dengan inovasi ini, peternak bisa merawat ternaknya sendiri tanpa harus menunggu lama,” ungkap perwakilan Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi.

Keunggulan program ini tidak hanya pada efisiensi biaya dan waktu, tetapi juga keberhasilannya meningkatkan angka kesembuhan ternak. Dengan perawatan lebih cepat, risiko kematian – terutama pada anak sapi – dapat ditekan. Selain itu, program ini juga membentuk kader ternak sehat di tiap desa untuk mendampingi sesama peternak, menciptakan jejaring gotong royong dalam menjaga ketahanan sektor peternakan.

Bappeda Ngawi menyampaikan bahwa pendampingan terhadap inovasi DIRAMAL NAK merupakan bagian dari penguatan sistem inovasi daerah. Bappeda mendorong agar inovasi ini tidak hanya menyelesaikan masalah jangka pendek, tetapi juga menjadi model yang bisa direplikasi ke daerah lain. Peternak harus menjadi subjek utama dalam menjaga ketahanan pangan.

Hingga kini, DIRAMAL NAK telah diimplementasikan dan mulai menunjukkan dampak positif berupa meningkatnya kemandirian peternak serta berkurangnya kepanikan saat ternak mereka terinfeksi. Bahkan, inovasi ini telah direplikasi oleh beberapa daerah lain seperti Magetan, Kota Madiun, dan Jombang.

Dengan adanya inovasi ini, Kabupaten Ngawi optimis mampu memperkuat sektor peternakan sekaligus memberikan contoh nyata bagaimana sinergi antara pemerintah daerah, peternak, dan masyarakat dapat menghasilkan solusi kreatif menghadapi ancaman penyakit hewan menular strategis.

Scroll to Top