PAK DE FARIS JUMATAN: Cek Kesehatan Sambil Jumatan, Biar Sakit Gak Kebagian!

Inovasi kesehatan unik kembali hadir di Kabupaten Ngawi. Kali ini lewat program PAK DE FARIS JUMATAN (Pemeriksaan Kesehatan untuk Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular setelah Jumatan), yang menyasar jamaah masjid sebagai target utama deteksi dini penyakit tidak menular (PTM). Program ini menjadi bukti nyata bahwa menjaga kesehatan bisa dilakukan dengan cara yang sederhana namun bermakna—cukup luangkan waktu sebentar setelah shalat Jumat, kesehatan pun bisa terpantau.

Program ini menggandeng tenaga kesehatan dari Puskesmas, kader desa, dan tokoh agama untuk membuka pos pemeriksaan di area masjid. Layanan yang diberikan mencakup cek tekanan darah, gula darah, dan kolesterol, serta konsultasi dan edukasi kesehatan singkat. Yang membuatnya menarik, kegiatan ini menyasar kelompok laki-laki yang selama ini cenderung abai terhadap pemeriksaan kesehatan rutin. Melalui pendekatan berbasis komunitas ini, masyarakat diajak lebih peduli terhadap kondisi kesehatannya tanpa perlu ke fasilitas kesehatan secara khusus.

Respons masyarakat sangat positif. Data dari Dinas Kesehatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah warga yang melakukan pemeriksaan rutin setiap Jumat. Lebih dari itu, terjadi penurunan jumlah kasus komplikasi akibat PTM, berkat deteksi dan penanganan lebih dini. Dukungan tokoh agama juga memberi dampak kuat terhadap perubahan perilaku, menjadikan gaya hidup sehat sebagai bagian dari rutinitas spiritual.

Program PAK DE FARIS JUMATAN menjadi inovasi yang tidak hanya menyentuh sisi kesehatan, tapi juga budaya dan kebiasaan masyarakat. Dengan dorongan kuat dari Bappeda Kabupaten Ngawi dan kolaborasi lintas sektor, program ini diharapkan menjadi model nasional dalam menekan angka penyakit tidak menular. Kabupaten Ngawi membuktikan bahwa pendekatan cerdas, berbasis komunitas, dan menyatu dengan kehidupan sehari-hari adalah kunci menciptakan masyarakat sehat dan produktif.

Scroll to Top