Inovasi unik dan berdampak besar kembali hadir dari Kabupaten Ngawi melalui program GEMAS CANTIK (Gerakan Masyarakat Mencari Jentik). Program ini digagas oleh Puskesmas Widodaren sebagai respons atas tingginya angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), terutama pada anak usia sekolah. Alih-alih hanya mengandalkan petugas kesehatan, GEMAS CANTIK melibatkan para siswa SMP sebagai kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik) yang berperan aktif dalam memantau dan memberantas sarang nyamuk di lingkungan rumah dan sekolah mereka.

Pelaksanaan GEMAS CANTIK tidak berjalan sendiri, melainkan melalui sinergi lintas sektor antara Puskesmas, sekolah, dan desa. Puskesmas menerbitkan surat edaran sebagai dasar replikasi ke sekolah dan desa lain. Kepala desa menunjuk tim pelaksana, kepala sekolah menetapkan guru penanggung jawab, dan siswa dibina menjadi kader Jumantik yang aktif melakukan pemantauan dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hasil pemantauan dikumpulkan dan dianalisis untuk tindakan lanjutan, menjadikan kegiatan ini terstruktur dan berkelanjutan.

Dampaknya pun luar biasa. Kasus DBD menurun drastis, dan kini GEMAS CANTIK telah direplikasi ke lima desa dan 32 sekolah. Dengan biaya operasional yang sangat efisien, program ini terbukti tidak hanya menekan kasus DBD, tetapi juga membentuk karakter anak-anak sebagai agen perubahan dalam menjaga kebersihan lingkungan. Inovasi ini menjadi contoh nyata bahwa pencegahan penyakit menular bisa dilakukan secara kolaboratif dengan pendekatan pendidikan dan pemberdayaan.
Melalui dukungan kuat dari Bappeda dan Inspektorat Kabupaten Ngawi, GEMAS CANTIK akan terus diperluas ke seluruh wilayah yang berisiko tinggi terhadap DBD. Dengan model partisipatif yang membangun kesadaran sejak dini, program ini bukan hanya soal berburu jentik—tetapi juga mencetak generasi muda yang peduli lingkungan, sehat, dan tangguh. Inilah bukti bahwa anak sekolah pun bisa jadi garda terdepan dalam perang melawan nyamuk!