Ngawi – Menurunnya kualitas karakter dan pemahaman budaya di kalangan generasi muda mendorong SMPN 1 Paron, Kabupaten Ngawi, menghadirkan sebuah inovasi pendidikan bernama School of Religius Culture. Program ini resmi diimplementasikan sejak 5 Februari 2024 setelah melalui tahap uji coba pada awal Januari 2024.
Inovasi yang digagas oleh Arifin, M.PdI ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang lebih religius, berkarakter, dan berbudaya, sehingga siswa tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki akhlak mulia, disiplin, serta rasa hormat terhadap nilai agama dan budaya.
Rancang bangun School of Religius Culture meliputi pengembangan kurikulum berbasis karakter, pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler religius, sosial, dan budaya, pelatihan guru sebagai teladan, hingga pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung literasi keagamaan dan budaya. Program unggulan seperti Culture Friday, raport karakter, parenting berbasis nilai luhur, hingga bank digital kegiatan budaya menjadi ciri khas inovasi ini.
“Kami ingin melahirkan generasi yang tidak tercerabut dari akar budaya dan agamanya, namun tetap siap menghadapi tantangan global,” jelas Arifin, inisiator program.
Hasil implementasi menunjukkan dampak positif: siswa lebih religius, berakhlak, dan berintegritas; guru semakin profesional dalam membina karakter; keterlibatan orang tua meningkat; serta citra sekolah semakin dipercaya masyarakat. Bahkan, inovasi ini telah direplikasi di Kabupaten Jombang, Magetan, dan Sragen, memperkuat jejaring inovasi pendidikan lintas daerah.
Dengan dukungan regulasi resmi, alokasi anggaran hingga tahun 2025, serta melibatkan lebih dari 500 penerima manfaat, School of Religius Culture telah mencapai tingkat kematangan inovasi 101 poin. Inovasi ini pun diakui sebagai langkah strategis Kabupaten Ngawi dalam memperkuat pendidikan karakter, pelestarian budaya, dan harmoni kehidupan beragama di lingkungan sekolah.
