Ngawi – Upaya menekan angka stunting di Kabupaten Ngawi kini hadir dalam bentuk inovasi unik dan kolaboratif. Desa Ngompro, Kecamatan Pangkur, meluncurkan program GARDU TASTING (Gerakan Terpadu Tuntaskan Stunting) pada 5 September 2024, setelah melalui uji coba sejak April.

Inovasi ini digagas oleh masyarakat dengan dukungan penuh Kepala Desa Ngompro dan melibatkan Bank Sampah “Sido Makmur” sebagai motor penggerak. Prinsipnya sederhana: sampah rumah tangga yang dikumpulkan warga, seperti botol plastik, kardus, hingga bungkus kopi, dipilah dan dijual kembali. Hasil penjualan dicatat dalam bentuk tabungan bank sampah, lalu sebagian disalurkan sebagai sedekah gizi bagi anak-anak stunting kurang mampu di wilayah tersebut.
Selain berdampak pada penanganan gizi, program ini juga menciptakan manfaat ekologis. Sampah yang tadinya dianggap tidak berguna kini diubah menjadi produk bernilai, mulai dari kompos, kerajinan tas jinjing, taplak meja, hingga keset. “Saya sangat senang dengan adanya program bank sampah ini. Sampah yang dipilah ternyata bisa jadi prakarya yang bermanfaat sekaligus bernilai ekonomi,” ungkap Kepala Desa Ngompro.
Lebih dari 30 orang terlibat aktif dalam pengelolaan GARDU TASTING. Setiap enam bulan sekali dilakukan pencatatan, penjualan, hingga rekap tabungan. Sebagian dari tabungan tersebut otomatis dialokasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi balita stunting di Posyandu Flamboyan.

Tak hanya melibatkan masyarakat, program ini juga telah masuk ke dalam RKPD Kabupaten Ngawi, didukung dengan SK Bupati, dan sudah direplikasi di daerah lain seperti Sragen. Dengan tingkat kematangan inovasi 103 poin, GARDU TASTING membuktikan diri sebagai solusi nyata yang menggabungkan kesehatan, lingkungan, dan ekonomi masyarakat desa.
“Dengan GARDU TASTING, warga bukan hanya belajar memilah sampah, tetapi juga bergotong royong melawan stunting. Sampah yang tadinya tidak bernilai, kini bisa jadi amal dan berkah,” kata Rizka Ambar Pramasti, inisiator program ini.