“Ndas Kambing, Nambah Duit! Sidokerto Gas Pol Kawasan Budidaya Ternak Terpadu”

Desa Sidokerto, Kecamatan Karangjati, terus membuktikan bahwa desa bisa jadi pusat inovasi ekonomi lokal. Lewat inisiatif Kawasan Terpadu Budidaya Kambing, desa ini tak hanya memanfaatkan potensi peternakan, tetapi juga membangun model kolaborasi ekonomi berbasis gotong royong. Dengan melibatkan BUMDes, pendamping desa, serta peran aktif warga, program ini menjadi solusi konkret untuk menumbuhkan pendapatan keluarga sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi desa.

Model ini bukan sekadar beternak biasa. Kawasan Terpadu Budidaya Kambing mengusung pendekatan modern yang menyentuh seluruh rantai nilai peternakan—mulai dari pembangunan kandang standar, pelatihan pengelolaan pakan, hingga pengolahan hasil ternak seperti pupuk organik dan produk olahan daging. Petani yang semula hanya fokus pada padi dan jagung kini mendapatkan peluang baru untuk diversifikasi usaha, mengubah kambing menjadi aset ekonomi jangka panjang.

Tak hanya belajar dari desa tetangga seperti Kerek dan Ngrendeng yang sukses mengelola peternakan sebagai sentra ekonomi dan agrowisata edukatif, Sidokerto juga menambahkan sentuhan khas: model kelembagaan yang rapi dan melibatkan semua lapisan warga. Keberadaan BUMDes sebagai motor usaha memberikan jaminan keberlanjutan dan akses pasar, sementara pendampingan teknis memastikan kualitas budidaya tetap tinggi dan ramah lingkungan.

Inovasi ini menjadi perhatian khusus Bappeda dan Inspektorat Kabupaten Ngawi karena menyatukan tiga kekuatan utama: potensi lokal, inovasi teknis, dan kolaborasi sosial. Jika berhasil direplikasi, Kawasan Terpadu Budidaya Kambing bisa menjadi ikon baru ekonomi desa yang mandiri, inklusif, dan berdaya saing. Siapa sangka, dari suara embek kambing, Sidokerto bisa menyuarakan semangat besar menuju desa yang tangguh, kreatif, dan makmur!

Scroll to Top