Inovasi unik lahir dari SMPN 2 Ngrambe, Kabupaten Ngawi, lewat program FINGER-SMS. Sistem ini memanfaatkan teknologi biometrik sidik jari untuk absensi siswa, lalu otomatis mengirimkan SMS notifikasi ke orang tua mengenai kehadiran anak mereka di sekolah. Dengan cara ini, tidak ada lagi drama “absen titip tangan” atau alasan klasik murid yang bolos. Sekolah lebih transparan, siswa lebih disiplin, dan orang tua jadi lebih tenang.

FINGER-SMS dirancang sederhana namun efektif. Setiap kali siswa menempelkan sidik jarinya, data langsung terekam dan terkirim ke database sekolah. Tak butuh internet, cukup lewat SMS gateway, laporan kehadiran otomatis mendarat di ponsel orang tua. Hasilnya, komunikasi antara sekolah dan keluarga jadi lebih erat, transparansi meningkat, dan pengawasan kedisiplinan siswa berjalan lebih mudah.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Ngawi mendorong penuh lahirnya inovasi seperti FINGER-SMS. Menurut Bappeda, langkah ini sejalan dengan upaya digitalisasi layanan pendidikan serta penguatan peran orang tua dalam mengawasi tumbuh kembang anak. Dengan dukungan pemerintah daerah, inovasi ini bukan hanya memberi manfaat di sekolah, tetapi juga menjadi model transformasi digital pendidikan yang bisa direplikasi di wilayah lain.

Lewat FINGER-SMS, Ngawi menunjukkan bahwa teknologi bisa dipakai dengan cara cerdas, murah, dan berdampak nyata. Sekolah jadi lebih modern, siswa jadi lebih tertib, dan orang tua pun lebih dekat dengan proses belajar anaknya. Kini, tak ada lagi ruang untuk bolos diam-diam — cukup satu sentuhan sidik jari, kabar sudah sampai ke rumah.