Indonesia–Japan Knowledge Exchange Seminar 2025: Sinergi Pemerintah Lokal dan Inovasi Hijau Demi Masa Depan Berkelanjutan

Jakarta, 28 Oktober 2025 — Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) bersama Council of Local Authorities for International Relations (CLAIR) dan Ministry of Internal Affairs and Communications (MIC) Jepang resmi menggelar Indonesia–Japan Knowledge Exchange Seminar 2025 dengan tema “Cooperation Between Local Governments/Organizations in Solving Local Issues.”

Acara yang berlangsung pada Selasa, 28 Oktober 2025 pukul 09.00–12.00 WIB (GMT+7) ini menghadirkan para tokoh penting dari kedua negara dan menjadi wadah strategis untuk memperkuat kerja sama antar-pemerintah daerah dalam mengatasi isu-isu lokal, mulai dari tata kelola lingkungan, pengelolaan air, hingga inovasi sosial berbasis masyarakat.


🔑 Kolaborasi Strategis Dua Negara

Sebagai pembuka, Dr. Muhammad Taufiq, DEA, Kepala LAN RI, menyampaikan keynote speech yang menyoroti pentingnya sinergi lintas negara dalam menciptakan pemerintahan daerah yang tangguh, inovatif, dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

“Kerja sama Indonesia dan Jepang dalam konteks pemerintahan lokal bukan sekadar pertukaran pengetahuan, tetapi juga proses saling belajar untuk memperkuat kapasitas birokrasi dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Taufiq.

Turut hadir pula Ms. Hara Shizuko, Deputi Direktur Kantor Urusan Internasional MIC Jepang, dan Mr. Hoshino Daisuke, Minister dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, yang menegaskan dukungan Jepang terhadap pengembangan kapasitas lokal di Indonesia melalui pendekatan berbasis pengalaman dan teknologi.


🌿 Inovasi Hijau dari Yokohama: Inspirasi untuk Daerah di Indonesia

Salah satu sesi yang paling menarik datang dari Mr. Katahira Akira, perwakilan dari Yokohama City Government. Ia memaparkan konsep “Yokohama Midori-Up Plan (2024–2028)”, sebuah kebijakan komprehensif yang menempatkan ruang hijau dan manajemen air sebagai inti dari pembangunan perkotaan.

Dalam presentasinya, Akira menjelaskan bagaimana Yokohama — kota berpenduduk sekitar 3,77 juta jiwa dengan luas 438 km² — berhasil menjaga harmoni antara kemajuan kota dan kelestarian lingkungan. Melalui program Midori-Up, pemerintah kota berfokus pada tiga pilar utama:

  1. Menumbuhkan hutan bersama warga untuk generasi mendatang,
  2. Menciptakan ruang pertanian perkotaan yang dekat dengan masyarakat, dan
  3. Menghadirkan keindahan hijau dan bunga yang dapat dinikmati warga sehari-hari.

Model ini bahkan melibatkan kolaborasi multi-sektor: pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Contohnya, kerja sama dengan dunia usaha di kawasan Mihomachi dan Yamashita untuk mengelola taman publik dan area hijau melalui pendekatan edukatif dan rekreatif.


💧 Desa MAS Bali dan Sister City Jepang: Kolaborasi Nyata

Selain Yokohama, seminar ini juga menyoroti kerja sama nyata antara Desa MAS, Bali dan Misato City, Prefektur Shimane, Jepang, sebagai contoh sister city collaboration.

Kepala Desa MAS, I Wayan Dede Darmaayuda, menjelaskan berbagai inovasi yang dikembangkan desa berbasis seni dan lingkungan, sementara perwakilan Misato City, Mr. Iwatani Tomohiro, menegaskan pentingnya pertukaran praktik terbaik dalam pengelolaan komunitas lokal dan pelestarian budaya.


👥 Para Pembicara dan Moderator

Selain pembicara utama, seminar ini turut menghadirkan:

  • Mr. Kitazawa Ken, Director of Industrial Relations Planning Department Tokyo Metropolitan Government;
  • Ika Agustina, S.T., MSPDA, Kepala Bidang Air dan Sumber Daya Air DKI Jakarta;
  • A.A. Saudagitha, S.T., M.T., Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat;
  • serta dimoderatori oleh Dr. Mahdiyan Priyatmo, M.A., Trainer dan pakar kebijakan publik.

Mereka bersama-sama membahas dinamika kolaborasi lintas negara untuk menangani isu-isu daerah seperti banjir, pengelolaan limbah, serta tata ruang kota yang adaptif terhadap perubahan iklim.


🏛️ Pengetahuan, Kolaborasi, dan Masa Depan ASN

Sebagai lembaga yang mendorong profesionalisme aparatur sipil negara, LAN RI melalui kegiatan ini berupaya memperkuat jejaring global ASN Indonesia.
“Melalui forum seperti ini, kita tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga membangun jembatan antara inovasi lokal dan standar internasional,” ungkap Dr. Taufiq di akhir sesi.

Scroll to Top